Author : intan_dyan
Title : vampire love story
Rating : NC-17
Type : chapter
Genre : romance, action
Cast : Jung Yong Hwa
(CN-blue), park jiyeon (T-ara), lee jong suk, park shin hye.
warning : Fanfict ini asli imajinasi pengarang dan
terdapat kata-kata dan adegan yang tidak diperbolehkan untuk dibaca oleh
anak di bawah 17 tahun.
#no copy #no bashing
#no copy #no bashing
Chapter 3 >>
http://intandyan.blogspot.co.id/2016/03/vampire-love-story-chapter-3.html
Pertemuan yang membuat
hilangnya akal pikiranku. Seharusnya aku menghindarinya, tapi hati ini memaksa
untuk tetap diam dan tidak menghindarinya. Aku benar-benar terpesona. -Jiyeon
Jika aku harus
mengorbankan segalanya demi dia, aku rela yang terpenting dia bahagia. -Yong
hwa
Chapter 4
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Author POV
"Katakan!! Dimana
klan Dawnguard berkumpul?" Bentak seorang pria paruh baya mencengkram
kerah baju seorang pria muda yang telah terkulai lemas tak berdaya. Dari
bibirnya mengalir darah segar. Keadaan di sekitar pun sangat kacau. Sepertinya
pertempuran sengit yang tak terelakkan telah terjadi di sana.
"Lebih baik kau
membunuhku, pria tua keparat! Bahkan jika aku mati, aku tak sudi
memberitahukannya padamu!" Kata pria itu tegas meskipun dalam kondisi yang
benar-benar buruk.
"Bajingan
kau!!!"
Dengan sekali pukulan,
pria itupun terlempar jauh dan badannya menghantam tumpukan kayu hingga ia tak
sanggup lagi untuk bergerak, bahkan untuk mengucapkan sebuah mantrapun ia tak
mampu. Ia pasrah akan takdirnya yang diyakini akan merenggut nyawanya saat ini.
"Sudahlah,
appa. Habisi saja dia! Seburuk apapun kita memperlakukannya, ia tak akan
memberitahukan keberadaan yang lainnya. Kesetiaan klan Dawnguard sangat
terkenal di kalangan kita," kata pria yang mengenakan jubah hitam. Dalam
suasana gelap mencekam seperti saat itu, yang nampak hanya bayangannya. Satu
hal yang sangat diketahui pasti bahwa pria itu masih sangat muda. Pria paruh
baya itu mendekat ke arah musuhnya itu kemudian mencekik lehernya, tiba-tiba....
"invoco te in
toto corde meo. Nihil est tibi, rectores tenebrarum!!"
Sinar putih pun menyambar di antara mereka hingga pria paruh baya itu
terpental ke belakang sedangkan pria yang hampir dihabisinya itu kini
tergeletak tak berdaya di atas tanah yang dingin. Terlihat seorang gadis
berdiri di hadapan pria yang saat ini tak bisa berbuat apa-apa. Pria itu hanya
bisa tersenyum dan berterima kasih kepada penguasa alam karena dengan datangnya
wanita di hadapannya itu, semua akan baik-baik saja. Ia menjadi yakin, bahkan
sangat yakin bahwa ia tak akan mati di sini.
"Siapa kau? Tak usah ikut campur!" Bentak pria paruh baya
itu.
"Kau telah mengusik waktu istirahatku dengan mengacaukan wilayahku
bahkan melukai salah satu anggota kesayanganku, Tuan! Tak akan aku maafkan
semua yang telah kau lakukan ini," kata gadis itu menatap pria paruh baya
yang kini telah berisap untuk melakukan penyerangan. Pria itu berlari ke
arahnya dan berusaha mengarahkan kuku-kuku tajamnya ke arah gadis yang asal
kedatangannya tak diketahui itu. Gadis itu tersenyum menghina.
"Kau tak akan bisa membunuhku hanya dengan gerakan murahan seperti
itu, Tuan," Kata gadis itu sembari menghindari serangan itu dengan
mudahnya kemudian membalasnya dengan pukulan telak di dada pria paruh baya itu.
Namun pria itu segera bangkit dan dengan sangat marah ia kembali mencoba
menyerang.
"Orang sepertimu tak pantas untuk menatapku! Cadens in fronte de me!" Kata gadis itu
lagi mengucapkan mantra yang membuat pria yang menyerangnya itu menjadi tak
bergerak dan jatuh berlutut.
"Siapa dia? Orang seperti apa dia yang telah mampu
membuatku berlutut hanya dengan kata-kata yang diucapkannya?" Bathin pria itu.
"Siapa kau?"
Kini seorang pria yang sejak tadi hanya mengamati pertarungan itu melangkah
maju di samping pria yang tak lain adalah ayahnya itu.
"Aku adalah pemimpin klan Dawnguard. Aleeyda Latisha. Vampire
seperti kalian harus lenyap di tanganku!!" Kata gadis itu hingga membuat
kedua pria itu kini membelalakkan matanya. Dia adalah keturunan keluarga murni
Latisha. Pria muda itu berusaha keras untuk mengenali wajah gadis yang memakai
penutup pada daerah hidung dan bibirnya hingga yang terlihat hanyalah matanya
yang berwarna kebiruan.
"Appa, kau tak apa? Sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini! Aku
memiliki firasat buruk tentang keadaan ini. Aku merasakan kekuatan besar
menyelimuti tubuh kecilnya itu. Kita tak akan bisa mengalahkan gadis ini
meskipun kita berdua yang melawannya karena aku masih belum sembuh dari cedera
kemarin," kata pria itu berbisik pada ayahnya. Ayahnya pun mengangguk.
"Senang bisa berkenalan denganmu, nona. Aku akan bahagia jika kita
akan bertemu lagi. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya, aku tak akan lari
lagi. Tunggulah sampai saat itu tiba," kata pria itu kemudian dengan
secepat kilat menghilang dari hadapan gadis itu bagai angin yang berhembus
kencang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar