Beranda

Kamis, 29 Desember 2016

Vampire Love Story Chapter 4





Author : intan_dyan
Title     : vampire love story
Rating  : NC-17
Type     : chapter
Genre   : romance, action
Cast     : Jung Yong Hwa (CN-blue), park jiyeon (T-ara), lee jong suk, park shin hye.
warning : Fanfict ini asli imajinasi pengarang dan terdapat kata-kata dan adegan yang tidak diperbolehkan untuk dibaca oleh anak di bawah 17 tahun.
#no copy #no bashing

Chapter 3 >> http://intandyan.blogspot.co.id/2016/03/vampire-love-story-chapter-3.html

Pertemuan yang membuat hilangnya akal pikiranku. Seharusnya aku menghindarinya, tapi hati ini memaksa untuk tetap diam dan tidak menghindarinya. Aku benar-benar terpesona. -Jiyeon
Jika aku harus mengorbankan segalanya demi dia, aku rela yang terpenting dia bahagia. -Yong hwa

Chapter 4
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV
"Katakan!! Dimana klan Dawnguard berkumpul?" Bentak seorang pria paruh baya mencengkram kerah baju seorang pria muda yang telah terkulai lemas tak berdaya. Dari bibirnya mengalir darah segar. Keadaan di sekitar pun sangat kacau. Sepertinya pertempuran sengit yang tak terelakkan telah terjadi di sana.
"Lebih baik kau membunuhku, pria tua keparat! Bahkan jika aku mati, aku tak sudi memberitahukannya padamu!" Kata pria itu tegas meskipun dalam kondisi yang benar-benar buruk.
"Bajingan kau!!!"
Dengan sekali pukulan, pria itupun terlempar jauh dan badannya menghantam tumpukan kayu hingga ia tak sanggup lagi untuk bergerak, bahkan untuk mengucapkan sebuah mantrapun ia tak mampu. Ia pasrah akan takdirnya yang diyakini akan merenggut nyawanya saat ini.
 "Sudahlah, appa. Habisi saja dia! Seburuk apapun kita memperlakukannya, ia tak akan memberitahukan keberadaan yang lainnya. Kesetiaan klan Dawnguard sangat terkenal di kalangan kita," kata pria yang mengenakan jubah hitam. Dalam suasana gelap mencekam seperti saat itu, yang nampak hanya bayangannya. Satu hal yang sangat diketahui pasti bahwa pria itu masih sangat muda. Pria paruh baya itu mendekat ke arah musuhnya itu kemudian mencekik lehernya, tiba-tiba....
"invoco te in toto corde meo. Nihil est tibi, rectores tenebrarum!!"
Sinar putih pun menyambar di antara mereka hingga pria paruh baya itu terpental ke belakang sedangkan pria yang hampir dihabisinya itu kini tergeletak tak berdaya di atas tanah yang dingin. Terlihat seorang gadis berdiri di hadapan pria yang saat ini tak bisa berbuat apa-apa. Pria itu hanya bisa tersenyum dan berterima kasih kepada penguasa alam karena dengan datangnya wanita di hadapannya itu, semua akan baik-baik saja. Ia menjadi yakin, bahkan sangat yakin bahwa ia tak akan mati di sini.
"Siapa kau? Tak usah ikut campur!" Bentak pria paruh baya itu. 
"Kau telah mengusik waktu istirahatku dengan mengacaukan wilayahku bahkan melukai salah satu anggota kesayanganku, Tuan! Tak akan aku maafkan semua yang telah kau lakukan ini," kata gadis itu menatap pria paruh baya yang kini telah berisap untuk melakukan penyerangan. Pria itu berlari ke arahnya dan berusaha mengarahkan kuku-kuku tajamnya ke arah gadis yang asal kedatangannya tak diketahui itu. Gadis itu tersenyum menghina.
"Kau tak akan bisa membunuhku hanya dengan gerakan murahan seperti itu, Tuan," Kata gadis itu sembari menghindari serangan itu dengan mudahnya kemudian membalasnya dengan pukulan telak di dada pria paruh baya itu. Namun pria itu segera bangkit dan dengan sangat marah ia kembali mencoba menyerang.
"Orang sepertimu tak pantas untuk menatapku! Cadens in fronte de me!" Kata gadis itu lagi mengucapkan mantra yang membuat pria yang menyerangnya itu menjadi tak bergerak dan jatuh berlutut.
"Siapa dia? Orang seperti apa dia yang telah mampu membuatku berlutut hanya dengan kata-kata yang diucapkannya?" Bathin pria itu. 
"Siapa kau?"
Kini seorang pria yang sejak tadi hanya mengamati pertarungan itu melangkah maju di samping pria yang tak lain adalah ayahnya itu.
"Aku adalah pemimpin klan Dawnguard.  Aleeyda Latisha. Vampire seperti kalian harus lenyap di tanganku!!" Kata gadis itu hingga membuat kedua pria itu kini membelalakkan matanya. Dia adalah keturunan keluarga murni Latisha. Pria muda itu berusaha keras untuk mengenali wajah gadis yang memakai penutup pada daerah hidung dan bibirnya hingga yang terlihat hanyalah matanya yang berwarna kebiruan.
"Appa, kau tak apa? Sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini! Aku memiliki firasat buruk tentang keadaan ini. Aku merasakan kekuatan besar menyelimuti tubuh kecilnya itu. Kita tak akan bisa mengalahkan gadis ini meskipun kita berdua yang melawannya karena aku masih belum sembuh dari cedera kemarin," kata pria itu berbisik pada ayahnya. Ayahnya pun mengangguk.
"Senang bisa berkenalan denganmu, nona. Aku akan bahagia jika kita akan bertemu lagi. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya, aku tak akan lari lagi. Tunggulah sampai saat itu tiba," kata pria itu kemudian dengan secepat kilat menghilang dari hadapan gadis itu bagai angin yang berhembus kencang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar